1.
Latar Belakang
Sehubungan dengan esensi
IPS pada jenjang sekolah dasar, bila kita simpulkan antara tujuan pendidikan
nasional pada jenjang pendidikan dasar dengan tujuan IPS di sekolah dasar, maka
IPS memberikan sejumlah nilai lebih terhadap ketercapaian tujuan
pendidikan nasional, yaitu: (1) Memberikan perbekalan pengetahuan tentang
manusia dan seluk beluk kehidupannya dalam astagatra kehidupan (ipoleksosbud
hankam dan agama serta lingkungan dimana manusia tinggal yaitu sebagai insan
mandiri, keluarga dan masyarakat serta bangsa dan negara, (2) Membina
kesadaran, keyakinan dan sikap akan pentingnya hidup bermasyarakat dengan penuh
rasa kebersamaan, bertanggung jawab dan manusiawi (menghargai derajat-martabat
sesama, penuh kecintaan dan rasa kekeluargaan), (3) Membina keterampilan hidup
bermasyarakat dalam negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila, (4) Menunjang
terpenuhinya bekal kemampuan dasar dari peserta didik dalam mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota
ummat manusia, dan (5) Membina perbekalan dan kesiapan untuk belajar lebih
lanjut dan atau melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi (Hasan, 2004).
Mempelajari Konsep dasar
IPS berisi tentang pengertian, latar belakang, rasionalisme, hubungan dengan
mata pelajaran lainnya, tujuan, dan ruang lingkup IPS SD. Dengan mempelajari
materi Konsep dasar IPS ini, diharapkan dapat menjelaskan konsep-konsep IPS
yang berpengaruh terhadap kehidupan masa kini dan masa yang akan datang secara
kritis dan kreatif. Pembahasan materi ini menerapkan pendekatan antar disiplin
yang mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial.
2.
Konsep Pendidikan IPS
a.
Pengertian IPS
Rumusan tentang pengertian IPS telah
banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Berikut pengertian
IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia.
1)
Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi,
sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang
disederhanakan agar mudah dipelajari.
2)
Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial
yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan
mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya
dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan
berfikir siswa sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan
aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi
pelajaran yang mudah dicerna.
3)
S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau
paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian
kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang
terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi, dan psikologi sosial.
Dengan demikian, IPS
bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang
dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.
dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.
b.
Latar Belakang IPS
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada
banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences),
Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
1)
Ilmu Sosial (Sicial Science)
Achmad Sanusi memberikan
batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2) adalah sebagai berikut:
“Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf
akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut
makin ilmiah”. Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan
disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara
ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok
atau masyarakat yang ia bentuk. Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu
Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia
baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu
Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat.
2)
Studi Sosial (Social Studies).
Berbeda dengan Ilmu
Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin
akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan
masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi
penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf
akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan kepada
disiplin-disiplin ilmu sosial.
c. Pengetahuan Sosial (IPS)
Pada dasarnya Mulyono
Tj. (1980: 8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan
interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial.
IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti
sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi,
ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo
(1996: 4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi,
antropologi, politik.
Tekanan yang dipelajari
IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori
dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari
kerangka dan masalah sosial, ditelaah, dianalisis faktor-faktornya, sehingga
dapat dirumuskan jalan pemecahannya.
Berdasarkan kerangka
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social di masyarakat
dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan. Latar belakang dimasukkannya
bidang studi IPS ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia karena pertumbuhan IPS
di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau, termasuk dalam bidang
pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas
oleh Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim
Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam
bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain:
1)
Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
2)
Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan
3)
Relevansi, berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan
pembangunan.
4)
Efektifitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan
dana.
5)
Pembinaan generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi
kepentingan pembangunan nasional
d.
Rasional Pendidikan IPS
Rasionalisasi
mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa
dapat:
1)
Mensistimasikan pengetahuan dan kemampuannya, agar lebih bermakna.
2)
Lebih peka dan tanggap terhadap masalah sosial sekitarnya secara rasional
& bertanggung jawab.
3)
Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan masyarakatnya.
Munculnya rasional pendidikan IPS adalah
sebagai berikut:
1)
Karena siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda
2)
Masalah sosial sangat luas, kompleks, rumit, dan abstrak.
3)
Dengan pendidikan IPS, siswa bisa dibimbing dan diarahkan untuk menghadapi
masalah sosial disekitarnya.
3.
Hubungan IPS dengan Mata Pelajaran Lainnya
a.
Hubungan IPS dengan Mapel Agama
Kesadaran akan adanya
keterbatasan dari diri manusia telah ada sejak manusia itu ada. Keterbatasan
akan memahami kejadian alam seperti gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya.
Keterbatasan manusia memahami peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
seperti kelahiran, kematian,sakit dan mimpi. Kesadaran ini menyadarkan manusia
akan adanya kekuatan diluar dari dirinya yang tidak tampak dan diluar
jangkauan pikirannya yaitu disebut kekuatan supranatural.
Dari adanya kesadaran akan
kekuatan supranatural itulah lahir sistem kepercayaan. Seperti kepercayaan pada
roh nenek moyang (animisme), kepercayaan pada kekuatan alam (dinamisme),
kepercayaan yang menganggap suci binatang tertentu (totemisme), pemujaan kepada
pelaksanaan upacara (shamanisme), percaya pada dewa-dewa (politheisme), dan
sebagainya.
b. Hubungan IPS dengan Bahasa Indonesia
Bahasa mencerminkan kepribadian individu dan kebudayaan masyaraktnya, dan
pada gilirannya bahasa turut membentuk kepribadian dan kebudayaan. Hubungan
antara bahasa seorang individu dan kepribadiannya, seperti juga halnya hubungan
antara bahasa dan kebudayaan. Cara berbicara seseorang mencerminkan
kepribadiannya, gaya kognitifnya dan disposisi kepribadiannya.Bahasa dibentuk
oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan
gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang
dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi
yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus
harus menguasai bahasanya.
c. Hubungan IPS dengan Pendidikan
Kewarganegaraan
Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai dan kebudayaan masyarakat serta menjadi
warga negara yang baik. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik
dalam kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan
penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
4.
Tujuan Pendidikan IPS
a.
Menurut KTSP 2006:
1)
Agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dg
kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2)
Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan sosial.
3)
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4)
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dlm
masyarakat majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global.
Berdasarkan pada
falsafah pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan
tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa,
dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksuk dalam UUD 1945. Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian
apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus
dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan
yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk
tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum
2004), bertujuan untuk:
1)
Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial
3)
Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4)
Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan
pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja adalah “membina anak didik menjadi
warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian
social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan
secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada
tingkah laku para siswa, yaitu :
a.
Pengetahuan dan pemahaman,
b.
Sikap hidup belajar,
c.
Nilai-nilai sosial dan sikap, dan
d.
Keterampilan.
Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran ips di sekolah
di organisasikan secara baik.
Dari rumusan tujuan tersebut dapat di
rinci sebagai berikut (Awan Mutakin, dalam puskur, 2006: 4).
1)
Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2)
Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di
adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial.
3)
Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan
untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4)
Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu
membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5)
Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri
agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
6)
Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral.
7)
Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat
menghakimi.
8)
Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dan
mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan
pada setiap persoalan yang di hadapinya.
9)
Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa
terhadap materi pembelajaran ips yang di berikan.
5.
Ruang Lingkup Pendidikan IPS
Secara mendasar,
pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala
tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya,
memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia.
IPS mempelajari menelaah,
dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks
sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa
manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang
pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang,
sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda
dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pada jenjang
pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada
gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan
sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan sekitar peserta didik MI/SD. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang
lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi meliputi
bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai
pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan
sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang
pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa
secara berkesinambungan.
Sebagaimana telah
dikemukakan di atas, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota
masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi :
a.
Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan deterngan masyarakat
b.
Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentangkehidupan masyarakat.
Kedua kajian ruang lingkup pengajaran IPS
ini harus diajarkan pada setiap jenjang di SD, SMP maupun di SMA. Secara
terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran
IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata
lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada
kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.
6.
Simpulan
IPS merupakan bidang studi
yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan
dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran
tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Pendidikan IPS penting
diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa
sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk
mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika,
maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat.
Daftar Pustaka
Achmad Sanusi, Dt. ( 1971) . Studi Sosial di Indonesia.
Bandung: IKIP.
Ade Soetara, “ Makalah IPS sebagai
Program Pendidikan“ http://soetara.blogspot.com/2011/01/makalah-ips-sebagai-program-pendidikan.html ( diakses tanggal
10 maret 2011)
Hidayati, Mujinem & Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Lutfiyah, Attikah. “ Pengertian, Tujuan dan Ruang
Lingkup ISD dan IPS”http://luthfiyyah.blogspot.com/2011/02/pengertian-isd-ilmu-sosial-dasar-isd_18.html ( diakses tanggal
25 April 2005).
Mordianto, G. ( 2003). “ Social science dan Social
Studies”. www.kompas.com/kompas-cetak/0305/26/opini
/308760.html(Diakses tanggal 25 April 2005).
Nursyid Sumaatmadja. (2006). Konsep Dasar IPS.
Jakarta. UT
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial. ( Buku 1 ). Yogyakarta : FIP FKIP
How To Get A Better Gambling Game To Play (And Win)
BalasHapusThe game's choegocasino objective is to pick a winner and then to show off how The 바카라 game is about luck and luck. This game has more than a few 인카지노